PILIH MAINAN EDUKATIF AGAR SI KECIL TEKUN
Disebut mainan edukatif karena dapat merangsang daya pikir
anak. Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan
memecahkan masalah. Tapi ngomong-ngomong, bagaimana membedakan mainan jenis ini
dari mainan lainnya? Simaklah jawaban-jawaban tentang mainan edukatif yang
disampaikan Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si., psikolog perkembangan dari
Fakultas Psikologi UI, yang juga terapis bermain.
APA YANG MASUK KATEGORI MAINAN EDUKATIF?
* Diperuntukkan bagi anak balita
Yakni mainan yang memang sengaja dibuat untuk merangsang
berbagai kemampuan dasar pada balita.
* Multifungsi
Dari satu mainan bisa didapat berbagai variasi mainan
sehingga stimulasi yang didapat anak juga lebih beragam.
* Melatih problem solving
Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem
solving. Dalam permainan pasel misalnya, anak diminta untuk menyusun
potongan-potongannya menjadi utuh.
* Melatih konsep-konsep dasar
Lewat permainan ini, anak dilatih untuk mengembangkan
kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk, warna, besaran, juga melatih
motorik halus.
* Melatih ketelitian dan ketekunan
Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekadar menikmati
tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.
* Merangsang kreativitas
Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat
berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk
menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun misalnya, kelak dia akan
lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja.
APA SAJA MANFAATNYA?
* Melatih kemampuan motorik
Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput
mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan
rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya,
melempar, mengangkat, dan sebagainya.
* Melatih konsentrasi
Mainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak,
termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun pasel, katakanlah,
anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya -- ia
tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga
konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak
memuaskan.
* Mengenalkan konsep sebab akibat
Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang
besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda
yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam
benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat
mendasar.
* Melatih bahasa dan wawasan
Permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan
penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni
meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
* Mengenalkan warna dan bentuk
Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi
bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai
warna; biru, merah, hijau, dan lainnya.
KAPAN ANAK DIAJAK MELAKUKAN PERMAINAN EDUKATIF?
Meski memiliki manfaat melimpah, bukan berarti anak bisa
dijejali dengan mainan edukatif terus-menerus. Mainan edukatif hanya salah satu
faktor pendukung perkembangan otak anak agar lebih maksimal. Jadi tak perlu
memaksa atau memorsir anak untuk melakukan permainan edukatif setiap saat.
Selain mainan edukatif, anak juga perlu dikenalkan dengan
mainan pada umumnya, seperti boneka, mobil-mobilan, dan mainan-mainan yang
tidak untuk dibongkar pasang lainnya. Walau tidak termasuk mainan edukatif,
tapi mainan-mainan seperti itu tetap dapat menyumbangkan manfaat edukasi pada
si kecil. Dengan konsep multiple intelligence edukasi bisa mencakup berbagai
hal. Tidak selalu mengarah pada konsep-konsep dasar.
Misalnya begini, saat si kecil asyik bermain boneka,
sebenarnya ia dilatih untuk melakukan interaksi dengan orang lain melalui
boneka tersebut. Bagaimana dia harus "memperlakukan" si boneka dengan
kasih sayang; disuapi, ditimang, disusui, dan tidak dibanting atau
dinjak-injak. Motorik halus dan kasar si kecil juga tetap dapat terstimulasi
secara tak langsung saat ia memakaikan baju pada bonekanya. Anak juga dapat
mengenal warna serta peran sosial sebagai ibu, kakak, dan sebagainya.
KAPAN MAINAN EDUKATIF MULAI DIKENALKAN?
Tentu sedini mungkin. Sejak usia batita, sodori anak dengan
berbagai jenis permainan baik dengan mainan edukatif ataupun bukan. Sekadar
mengingatkan saja, perkembangan otak anak di usia ini masuk dalam fase emas
(the golden age) atau otak si kecil sedang mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Karena itulah, stimulasi amat diperlukan. Semakin banyak stimulasi maka
koneksi antarsarafnya semakin banyak terhubung.
Anak yang sudah akrab dengan mainan edukatif sejak dini,
perkembangan kecerdasannya akan terlihat lebih maksimal. Ia lebih mampu
berkonsentrasi, kreatif, serta tekun. Sementara yang tidak, biasanya akan lebih
tertinggal dalam masalah intelektual. Anak-anak yang tidak diperkenalkan dengan
mainan edukatif akan lebih sulit untuk belajar mengenai bentuk dan warna.
Mereka juga tidak terbiasa untuk duduk tenang serta tekun.
Hal ini dapat membuat anak menjadi sulit diarahkan untuk berkonsentrasi
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan nantinya. "Banyak kasus yang saya
tangani, anak-anak yang sering bermain fisik dan terlalu sering menonton teve,
di usia sekolahnya kurang bisa berkonsentrasi, kurang telaten, tidak tekun, dan
mudah menyerah, karena mereka tidak terbiasa untuk duduk tenang dan
tekun."
BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN MANFAATNYA?
Sebelum menyodorkan satu mainan edukatif pada si kecil,
contohkan dahulu bagaimana cara memainkannya. Asal tahu saja, mainan edukatif
berbeda dari mainan pada umumnya yang lebih mudah dipahami anak. Mobil-mobilan,
contohnya, hanya tinggal digeser-geser, didorong atau ditarik, mungkin si kecil
sudah bisa asyik memainkannya. Namun, pada mainan edukatif dibutuhkan cara
tertentu untuk bisa mendapatkan asyiknya. Pasel misalnya harus disusun dan
disesuaikan keping-kepingnya. Untuk itulah perlu ada arahan dari orang dewasa.
Demikian pula dengan permainan palu yang kelihatannya simpel bagi orang dewasa
tapi belum tentu bagi si kecil. Perlu penjelasan lebih dulu mengenai cara
memalu untuk memasang "paku" dan mencopotnya kembali.
Beberapa anak mungkin saja dapat bermain tanpa perlu pengarahan
terlebih dulu. Tapi jangan lupa, kemampuan setiap anak berbeda-beda. Ada yang
cepat memahami kesalahannya dan cepat menganalisa, tetapi ada juga yang
biasa-bisa saja, bahkan lambat. Bila si kecil termasuk lambat dan tidak
mendapat pengarahan, maka bisa-bisa mainan edukatif tersebut hanya akan
dibuangnya karena dianggap tidak menarik.
Satu hal penting, saat mengarahkan anak, jangan mengharuskan
ia melakukan persis sama seperti yang sudah kita contohkan. Berikan kebebasan
padanya untuk melakukan sesuai dengan keinginannya. Contoh, saat kita membangun
rumah-rumahan dari mainan balok, biarkan ia membuat mobil-mobilan dari mainan
yang sama.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 1 TAHUN:
• Permainan memasukkan benda ke dalam wadah atau menumpuk
benda (seperti gelas plastik air mineral), sangat cocok bagi anak satu tahunan.
• Setelah itu si kecil bisa ditawari mainan single puzzle,
yaitu mainan yang pada penutupnya diberi lubang-lubang berbentuk geometris,
seperti segitiga, segiempat dan lingkaran. Lalu si kecil diminta memasukkan
benda-benda yang sesuai pada lubangnya. Namun, kita belum bisa menuntutnya
untuk memasukkan setiap bentuk sampai selesai, melainkan harus satu per satu.
Berikan ia bentuk segitiga dulu lalu arahkan tangannya untuk memasukkan ke
lubang yang berbentuk sama dengan arah yang tepat, misalnya.
Ajak si kecil untuk melakukan tuang-menuang air dari wadah
yang lebih kecil ke wadah yang lebih besar. Dengan begitu anak tahu bahwa air
dari wadah yang lebih kecil bisa tertampung dalam wadah yang lebih besar.
Permainan serupa dengan menunjukkan bahwa benda yang lebih kecil bisa masuk ke
dalam wadah yang lebih besar juga bisa dilakukan.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 2 TAHUN:
Pasel berbentuk rumah-rumahan, buah atau binatang dengan 2-3
pecahan. Untuk menyusun pasel tersebut tentu dibutuhkan keterampilan sehingga
anak akan dirangsang untuk mengembangkan kemampuannya.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 2,5-3 TAHUN:
• Bila sebelumnya pasel yang diberikan hanya terdiri atas
beberapa keping saja, kini tingkatkan dengan pasel yang memiliki lebih banyak
keping.
• Permainan rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk
merangsang koordinasi motoriknya. Anak sudah bisa membuat susunan bangunan ke
atas sambil mengimajinasikan bentuk apa yang sedang dibuatnya meskipun masih
belum terbentuk jelas. Ketika anak mampu bermain rancang bangun, pujilah apa
yang sudah dihasilkannya. Meskipun bentuknya hanya berupa susunan balok yang
tidak beraturan, kita tetap harus memberikan apresiasi agar anak merasa
dihargai. Hindari sikap mencemooh yang akan memerosotkan motivasinya dalam
berkreasi.
APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MEMBELI?
Membeli mainan edukatif memang perlu selektif. Kita harus
menyesuaikan dengan usia anak dan kemampuan yang dimilikinya. Berikut
panduannya:
MAINAN ANAK 1 TAHUN:
Di usia batita awal anak belum memiliki kemampuan motorik
yang baik. Jadi kemampuan dasar inilah yang perlu dilatih. Namun permainan
untuknya haruslah sederhana dan tidak terlalu menyita waktu. Selalu dampingi si
kecil saat bermain.
MAINAN ANAK 2 TAHUN:
Derajat kesulitan mainan edukatif untuk anak usia dua tahun
sudah harus lebih tinggi ketimbang anak satu tahun. Bila sebelumnya yang
diberikan adalah single puzzle, maka di usia ini anak bisa diajak bermain pasel
dengan bentuk yang lebih kompleks.
MAINAN ANAK 2,5 ¬ 3 TAHUN:
Permainan edukatif yang kita berikan harus lebih tinggi lagi
tingkat kerumitannya. Di usia ini anak perlu belajar mengorganisasi
bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kembali, anak juga dituntut untuk
mulai belajar tekun menggunakan berbagai kemampuannya untuk menyelesaikan
masalah.
APAKAH HARGA MAINAN EDUKATIF PASTI TERJANGKAU?
Tentu saja. Mainan edukatif tak mesti didapat dengan harga
selangit. Kita bisa memanfaatkan benda-benda yang ada di sekeliling rumah
sebagai sarana permainan edukatif. Misalnya, gelas plastik bisa digunakan si
kecil untuk ditumpuk-tumpuk. Ini merupakan permainan yang mengasyikkan baginya.
Gelas-gelas plastik tersebut juga bisa dimasukkan ke dalam wadah yang lebih
besar, seperti dus bekas. Aktivitas mandi juga bisa dimanfaatkan sebagai permainan
edukatif. Biarkan si kecil memasukkan air ke dalam ember dengan menggunakan
ciduk. Semua itu akan melatih berbagai kemampuan dasar anak
PILIH MAINAN EDUKATIF AGAR SI KECIL TEKUN
Disebut mainan edukatif karena dapat merangsang daya pikir
anak. Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan
memecahkan masalah. Tapi ngomong-ngomong, bagaimana membedakan mainan jenis ini
dari mainan lainnya? Simaklah jawaban-jawaban tentang mainan edukatif yang
disampaikan Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si., psikolog perkembangan dari
Fakultas Psikologi UI, yang juga terapis bermain.
APA YANG MASUK KATEGORI MAINAN EDUKATIF?
* Diperuntukkan bagi anak balita
Yakni mainan yang memang sengaja dibuat untuk merangsang
berbagai kemampuan dasar pada balita.
* Multifungsi
Dari satu mainan bisa didapat berbagai variasi mainan
sehingga stimulasi yang didapat anak juga lebih beragam.
* Melatih problem solving
Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem
solving. Dalam permainan pasel misalnya, anak diminta untuk menyusun
potongan-potongannya menjadi utuh.
* Melatih konsep-konsep dasar
Lewat permainan ini, anak dilatih untuk mengembangkan
kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk, warna, besaran, juga melatih
motorik halus.
* Melatih ketelitian dan ketekunan
Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekadar menikmati
tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.
* Merangsang kreativitas
Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat
berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk
menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun misalnya, kelak dia akan
lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja.
APA SAJA MANFAATNYA?
* Melatih kemampuan motorik
Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput
mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan
rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya,
melempar, mengangkat, dan sebagainya.
* Melatih konsentrasi
Mainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak,
termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun pasel, katakanlah,
anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya -- ia
tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga
konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak
memuaskan.
* Mengenalkan konsep sebab akibat
Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang
besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda
yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam
benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat
mendasar.
* Melatih bahasa dan wawasan
Permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan
penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni
meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
* Mengenalkan warna dan bentuk
Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi
bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai
warna; biru, merah, hijau, dan lainnya.
KAPAN ANAK DIAJAK MELAKUKAN PERMAINAN EDUKATIF?
Meski memiliki manfaat melimpah, bukan berarti anak bisa
dijejali dengan mainan edukatif terus-menerus. Mainan edukatif hanya salah satu
faktor pendukung perkembangan otak anak agar lebih maksimal. Jadi tak perlu
memaksa atau memorsir anak untuk melakukan permainan edukatif setiap saat.
Selain mainan edukatif, anak juga perlu dikenalkan dengan
mainan pada umumnya, seperti boneka, mobil-mobilan, dan mainan-mainan yang
tidak untuk dibongkar pasang lainnya. Walau tidak termasuk mainan edukatif,
tapi mainan-mainan seperti itu tetap dapat menyumbangkan manfaat edukasi pada
si kecil. Dengan konsep multiple intelligence edukasi bisa mencakup berbagai
hal. Tidak selalu mengarah pada konsep-konsep dasar.
Misalnya begini, saat si kecil asyik bermain boneka,
sebenarnya ia dilatih untuk melakukan interaksi dengan orang lain melalui
boneka tersebut. Bagaimana dia harus "memperlakukan" si boneka dengan
kasih sayang; disuapi, ditimang, disusui, dan tidak dibanting atau
dinjak-injak. Motorik halus dan kasar si kecil juga tetap dapat terstimulasi
secara tak langsung saat ia memakaikan baju pada bonekanya. Anak juga dapat
mengenal warna serta peran sosial sebagai ibu, kakak, dan sebagainya.
KAPAN MAINAN EDUKATIF MULAI DIKENALKAN?
Tentu sedini mungkin. Sejak usia batita, sodori anak dengan
berbagai jenis permainan baik dengan mainan edukatif ataupun bukan. Sekadar
mengingatkan saja, perkembangan otak anak di usia ini masuk dalam fase emas
(the golden age) atau otak si kecil sedang mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Karena itulah, stimulasi amat diperlukan. Semakin banyak stimulasi maka
koneksi antarsarafnya semakin banyak terhubung.
Anak yang sudah akrab dengan mainan edukatif sejak dini,
perkembangan kecerdasannya akan terlihat lebih maksimal. Ia lebih mampu
berkonsentrasi, kreatif, serta tekun. Sementara yang tidak, biasanya akan lebih
tertinggal dalam masalah intelektual. Anak-anak yang tidak diperkenalkan dengan
mainan edukatif akan lebih sulit untuk belajar mengenai bentuk dan warna.
Mereka juga tidak terbiasa untuk duduk tenang serta tekun.
Hal ini dapat membuat anak menjadi sulit diarahkan untuk berkonsentrasi
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan nantinya. "Banyak kasus yang saya
tangani, anak-anak yang sering bermain fisik dan terlalu sering menonton teve,
di usia sekolahnya kurang bisa berkonsentrasi, kurang telaten, tidak tekun, dan
mudah menyerah, karena mereka tidak terbiasa untuk duduk tenang dan
tekun."
BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN MANFAATNYA?
Sebelum menyodorkan satu mainan edukatif pada si kecil,
contohkan dahulu bagaimana cara memainkannya. Asal tahu saja, mainan edukatif
berbeda dari mainan pada umumnya yang lebih mudah dipahami anak. Mobil-mobilan,
contohnya, hanya tinggal digeser-geser, didorong atau ditarik, mungkin si kecil
sudah bisa asyik memainkannya. Namun, pada mainan edukatif dibutuhkan cara
tertentu untuk bisa mendapatkan asyiknya. Pasel misalnya harus disusun dan
disesuaikan keping-kepingnya. Untuk itulah perlu ada arahan dari orang dewasa.
Demikian pula dengan permainan palu yang kelihatannya simpel bagi orang dewasa
tapi belum tentu bagi si kecil. Perlu penjelasan lebih dulu mengenai cara
memalu untuk memasang "paku" dan mencopotnya kembali.
Beberapa anak mungkin saja dapat bermain tanpa perlu pengarahan
terlebih dulu. Tapi jangan lupa, kemampuan setiap anak berbeda-beda. Ada yang
cepat memahami kesalahannya dan cepat menganalisa, tetapi ada juga yang
biasa-bisa saja, bahkan lambat. Bila si kecil termasuk lambat dan tidak
mendapat pengarahan, maka bisa-bisa mainan edukatif tersebut hanya akan
dibuangnya karena dianggap tidak menarik.
Satu hal penting, saat mengarahkan anak, jangan mengharuskan
ia melakukan persis sama seperti yang sudah kita contohkan. Berikan kebebasan
padanya untuk melakukan sesuai dengan keinginannya. Contoh, saat kita membangun
rumah-rumahan dari mainan balok, biarkan ia membuat mobil-mobilan dari mainan
yang sama.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 1 TAHUN:
• Permainan memasukkan benda ke dalam wadah atau menumpuk
benda (seperti gelas plastik air mineral), sangat cocok bagi anak satu tahunan.
• Setelah itu si kecil bisa ditawari mainan single puzzle,
yaitu mainan yang pada penutupnya diberi lubang-lubang berbentuk geometris,
seperti segitiga, segiempat dan lingkaran. Lalu si kecil diminta memasukkan
benda-benda yang sesuai pada lubangnya. Namun, kita belum bisa menuntutnya
untuk memasukkan setiap bentuk sampai selesai, melainkan harus satu per satu.
Berikan ia bentuk segitiga dulu lalu arahkan tangannya untuk memasukkan ke
lubang yang berbentuk sama dengan arah yang tepat, misalnya.
Ajak si kecil untuk melakukan tuang-menuang air dari wadah
yang lebih kecil ke wadah yang lebih besar. Dengan begitu anak tahu bahwa air
dari wadah yang lebih kecil bisa tertampung dalam wadah yang lebih besar.
Permainan serupa dengan menunjukkan bahwa benda yang lebih kecil bisa masuk ke
dalam wadah yang lebih besar juga bisa dilakukan.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 2 TAHUN:
Pasel berbentuk rumah-rumahan, buah atau binatang dengan 2-3
pecahan. Untuk menyusun pasel tersebut tentu dibutuhkan keterampilan sehingga
anak akan dirangsang untuk mengembangkan kemampuannya.
CONTOH PERMAINAN UNTUK ANAK 2,5-3 TAHUN:
• Bila sebelumnya pasel yang diberikan hanya terdiri atas
beberapa keping saja, kini tingkatkan dengan pasel yang memiliki lebih banyak
keping.
• Permainan rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk
merangsang koordinasi motoriknya. Anak sudah bisa membuat susunan bangunan ke
atas sambil mengimajinasikan bentuk apa yang sedang dibuatnya meskipun masih
belum terbentuk jelas. Ketika anak mampu bermain rancang bangun, pujilah apa
yang sudah dihasilkannya. Meskipun bentuknya hanya berupa susunan balok yang
tidak beraturan, kita tetap harus memberikan apresiasi agar anak merasa
dihargai. Hindari sikap mencemooh yang akan memerosotkan motivasinya dalam
berkreasi.
APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MEMBELI?
Membeli mainan edukatif memang perlu selektif. Kita harus
menyesuaikan dengan usia anak dan kemampuan yang dimilikinya. Berikut
panduannya:
MAINAN ANAK 1 TAHUN:
Di usia batita awal anak belum memiliki kemampuan motorik
yang baik. Jadi kemampuan dasar inilah yang perlu dilatih. Namun permainan
untuknya haruslah sederhana dan tidak terlalu menyita waktu. Selalu dampingi si
kecil saat bermain.
MAINAN ANAK 2 TAHUN:
Derajat kesulitan mainan edukatif untuk anak usia dua tahun
sudah harus lebih tinggi ketimbang anak satu tahun. Bila sebelumnya yang
diberikan adalah single puzzle, maka di usia ini anak bisa diajak bermain pasel
dengan bentuk yang lebih kompleks.
MAINAN ANAK 2,5 ¬ 3 TAHUN:
Permainan edukatif yang kita berikan harus lebih tinggi lagi
tingkat kerumitannya. Di usia ini anak perlu belajar mengorganisasi
bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kembali, anak juga dituntut untuk
mulai belajar tekun menggunakan berbagai kemampuannya untuk menyelesaikan
masalah.
APAKAH HARGA MAINAN EDUKATIF PASTI TERJANGKAU?
Tentu saja. Mainan edukatif tak mesti didapat dengan harga
selangit. Kita bisa memanfaatkan benda-benda yang ada di sekeliling rumah
sebagai sarana permainan edukatif. Misalnya, gelas plastik bisa digunakan si
kecil untuk ditumpuk-tumpuk. Ini merupakan permainan yang mengasyikkan baginya.
Gelas-gelas plastik tersebut juga bisa dimasukkan ke dalam wadah yang lebih
besar, seperti dus bekas. Aktivitas mandi juga bisa dimanfaatkan sebagai
permainan edukatif. Biarkan si kecil memasukkan air ke dalam ember dengan
menggunakan ciduk. Semua itu akan melatih berbagai kemampuan dasar anak
bagus2 koleksinya....
BalasHapusSaya juga ada buku bantal, n koleksi lainnya...
Bisa berkunjung monggo
www.uniksshop.com - jual barang unik, buku bantal, buku islami