Meski sudah hati-hati menjaga buah hati, terkadang orangtua alpa
membiarkan anak bermain dengan mainan yang berisiko tinggi. Memilihkan
mainan untuk anak perlu melihat usianya, dan pastikan terdapat instruksi
yang menjelaskan fungsinya. Jika tidak, balita bisa tak sengaja
memasukkan mainan ke lubang hidung atau telinga, atau menelannya.
"Untuk usia anak di atas satu tahun, selalu pilih mainan balita sesuai standar. Pilih mainan dengan instruction by age yang
tertera di boks mainan tersebut. Ini cara paling aman untuk memberikan
mainan kepada balita," papar dr Phan Oto, dokter spesialis anak kepada
Kompas Female, usai talkshow di pameran ibu dan bayi, beberapa waktu lalu.
Menurut
dr Oto, memberikan mainan kepada balita perlu melihat kebutuhan anak.
Untuk bayi yang baru lahir, tak perlu memberikan mainan tertentu karena
pada usia ini bayi hanya mengenali warna hitam dan putih. Mulai usia
tiga bulan, bayi mulai menyadari perbedaan warna, jadi berikan mainan
yang sifatnya hanya mengenalkan warna.
"Bayi baru lahir belum memiliki sensor, yang dibutuhkannya hanyalah belaian dan berikan juga nyanyian," tambahnya.
Memasuki
usia empat bulan, bayi sudah mulai bergerak dan memiliki sensor, namun
masih harus distimulasi. Bayi semakin bergerak aktif pada usia delapan
bulan. Memberikan mainan pada usia ini tak jadi soal asalkan orangtua
lebih hati-hati menjaganya.
Jika anak sudah berusia satu tahun,
berikan mainan yang berukuran besar agar tidak mudah masuk ke mulut
atau anggota tubuh lainnya, kata dr Oto. Nah, jika usia anak sudah
lebih dari satu tahun, orangtua perlu lebih teliti memilih mainan. Di
antaranya dengan memperhatikan instruksi dalam mainan, apakah sesuai
dengan usia balita Anda. Jika perlu, tanyakan kepada toko atau yang jual mainan anak, untuk memastikan apakah mainan tersebut aman untuk usia anak Anda.
Hiburan lain untuk anak
Selain
mainan, tontonan melalui DVD atau televisi bisa menjadi hiburan bagi
balita. Namun orangtua perlu ekstra hati-hati memilihkan tontotan untuk
anak.
Anak usia satu tahun sudah mulai belajar meniru, kata dr
Oto, jadi sebaiknya dampingi anak menonton televisi atau film anak-anak
sekalipun. Film kartun, misalnya, tak semuanya cocok untuk usia balita.
Meski lucu dan menyenangkan, tontotan kartun tertentu lebih pas untuk
orang dewasa. Anda tentu tak ingin balita di rumah meniru adegan saling
memukul meski terkesan lucu bukan?
Untuk hiburan yang satu ini,
sebaiknya batasi waktu anak menonton televisi atau film anak melalui
DVD. Luangkan juga waktu untuk mendampingi, agar anak mengerti dan tak
asal meniru adegan yang direkamnya sejak dini.
Sumber: http://female.kompas.com/read/2010/08/12/13013996/Pentingnya.Memilih.Mainan.Sesuai.Usia.Balita